Cintailah Beliau Karena Allah…

Leave a comment

Kasih Ibu Sepanjang Hayat, Kasih Anak Sepanjang Jalan

Pernah dengar tentang pepatah di atas kan??

Hari ini aku belajar memahami lebih banyak tentang kalimat sederhana itu. Pelajaran tentang sebuah rasa cinta, ketulusan, keikhlasan, kasih sayang yang mendalam dari seorang ibu.

Ibu adalah sosok seseorang yang paling menyayangi kita. Paling perhatian dengan kondisi kita. Paling rela mengorbankan seluruh apa yang dimilikinya untuk kita, bahkan nyawanya sekalipun. Ingat masa ketika kita masih berada dalam kandungannya, perjuangan selama 9 bulan, menjaga kita agar tetap sehat. Itu semua bukan sesuatu yang mudah. Tapi…ibu kita mengaggap semua itu mudah, semua itu menyenangkan. hanya demi memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati warna-warninya dunia. Seseram apapun, segalak apapun…seorang ibu adalah yang paling menyayangi kita. More

Masak-Masak euy!

Leave a comment

Dulu waktu awal masuk gizi udah ada bayangan sih kalo bakalan ada praktikum masak. Praktikum masak dengan cara yang benar, jadi biar kita lebih ngerti tentang pengolahan suatu bahan makanan biar zat gizinya itu nggak terlalu banyak yang terbuang.

Tapii…setelah dijalani, ternyata yang aku dapatkan lebiiiiiihhh dari semua bayanganku. Nggak sekedar masak kayak yang dilakuin di rumah atau yang ada di jurusan tata boga atau semacamnya. Kita disini selalu diingatkan pada higiene dan sanitasi. Tiap kali praktikum, yang paling utama harus dilakukan adalah ngrebus air pake panci. Nah, air yang udah matang itu tadi dipake untuk mensterilkan semua alat dan bahan selama proses memasak. Kita nggak disarankan untuk menggunakan serbet untuk mengeringkan peralatan karna kan kita nggak tau si serbet itu tadi udah dipake apa aja, udah bawa kuman seberapa banyak, makanya kalo mau ngeringin kita pakenya tisu. Selain itu, biar zat gizi yang ada pada bahan makanan nggak banyak yang hilang, semua bahan yang udah dipotong sebisa mungkin ditutup dengan plastik, meminimalisir zat gizi yang menguap gitu.

Emang sih…awalnya agak canggung dan ngrasa aneh nglakuin itu semua. “apasih, nggak penting banget cuci tiap peralatan, kan hbs dipake sama shift kemarin, palingan juga masih bersih”. itulah yang ada di pikiranku ketika awal diajarkan tentang higiene. Tapi sang ibu dosen yang baik kasih pengarahan plus nasihat sebelum praktikum yang menyadarkan pikiranku, “kalian di sini bukan dilatih untuk menjadi seorang pembantu, makanya kalo masak jangan pake insting pembantu, asal jadi masakannya. kalian itu disini dididik untuk menjadi seorang ahli masak yang paham tentang kandungan gizi dari makanan yang kalian masak. Dengan makanan yang kalian sajikan, harapannya orang-orang diluar sana status gizinya lebih baik.”

Nggak cuma tentang cara masak, dari mata kuliah gizi kuliner ini juga aku jadi tau berbagai macam masakan yang ada di Indonesia maupun luar negri. yaa walaupun belum berkesempatan mampir ke luar negri beneran, mampir ngicipin masakan khasnya dulu di laboratorium kulinernya gizi fk ugm boleh doong 😀
Mulai dari appetizer, main course, dessert, saus (*yang dulu bayangan awal tiap dosen bilang saus adalah gel yang berwarna merah itu, tapi ternyata saus di kuliner itu pengertiannya lebih luas)….itulah gunanya pendididikan.
Ini nih menu-menu yang udah pernah aku praktek-in
Praktikum 1. Tumpeng Rasulan Pertamaku

Praktikum 2. Masakan Oriental: China (Sup Misoa, Cah Sayur Asin Kacang Kedelai, dan Es Shanghai)

Praktikum 3. Dessert (Potatoes Pudding, Mangoes Sundae)